2015 adalah tahun yang cukup berat bagi para penggemar One Direction. Zayn Malik meninggalkan grup yang membesarkan namanya tersebut dan membuat jutaan penggemar patah hati. Beberapa penggemar bahkan menyebutnya sebagai ‘penghianatan’.
Semenjak saat itu, Zayn pun akhirnya terlihat fokus untuk membangun karirnya sebagai seorang penyanyi solo.
Dalam wawancara bersama Billboard, Zayn sempat mengakui bahwa ia tidak membeli album kelima dari One Direction yang berjudul Made in the A.M. “Tidak,” komentarnya. “Aku akan jujur. Saya pikir single pertama (mereka) cukup keren. Saya mendengar single kedua dan … ya, saya tidak membeli album tersebut. “
“Saya benar-benar menikmati [waktu bersama One Direction] dan melakukan apa pun yang saya bisa untuk menjadi diri saya sendiri pada saat itu, tapi itu bukan tempat dimana saya merasa nyaman sebagai musisi,” ia kemudian menyebutkan.
“Selera anak-anak (personil) yang lain pada umumnya adalah indie rock. Itu adalah musik yang bagus, tapi saya tidak bermain dengan itu. Ditempat asal saya, (Indie Rock) bukanlah hal yang keren.” lanjutnya.
Zayn juga tampak menutup harapan untuk kembali ke masa-masa bersama One Direction. “Saya memiliki niat untuk tetap berteman dengan semua orang, tetapi saya kira (beberapa) nomor telepon telah berubah dan saya belum menerima panggilan dari (beberapa) orang.”
“Saya sudah menghubungi beberapa dari mereka dan tidak mendapat jawaban. Beberapa orang memiliki masalah harga diri, tetapi itu adalah hal yang (dapat) diatasi seiring berjalannya waktu.” sebutnya kemudian.
.
Menurut CEO label RCA, Peter Edge, Zayn sibuk dengan idenya sendiri bahkan ketika masih tergabung sebagai bagian dari One Direction.
“Ketika Zayn berada di band (One Direction), ia (telah) memiliki lagu yang ia tulis, dan berencana untuk mengerjakan musiknya sendiri. Rasanya mungkin dia lebih jauh (memikirkan untuk solo) daripada (member) yang lain.” sebutnya.